Puji syukur selalu kita panjatkan kehadirat Allah atas segala limpahan rahmat dan nikmatnya, terutama nikmat sehat yang masih kita rasakan ditengah masa pandemi yang tak kunjung berakhir. Solawat serta salam semoga selalu terlimpah curahkan kepada junjunan kita, nabi Muhammad SAW. Harapan kita semoga kita semua tergolong umatnya yang selalu mengikuti tuntunan Al Qur’an dan sunnahnya.
Kali ini saya mencoba menulis sebuah artikel tentang Sekolah tempat saya bekerja, yaitu SMP Islam Assuryaniyah. Artikel ini dibuat untuk diikutkan dalam lomba bulan Bahasa tahun 2021 di sekolah. Sungguh ide yang out of the box sih menurut saya. Biasanya, selain hari Guru, Ketika ada lomba PHBI atau PHBN, yang mengikuti lomba hanya siswa – siswanya saja. Tapi kali ini, Kepala Sekolah memberikan instruksi agar diadakan lomba menulis artikel untuk Guru. Bagusnya lagi, mungkin kalau tidak dipaksa seperti ini, saya juga tidak akan pernah menulis artikel tentang sekolah.
Pada artikel ini saya akan menceritakan secara singkat beberapa hal tentang sekolah saya. Tentang sejarah berdiri serta pendirinya, lingkungan dan gedungnya, siswa – siswanya, dan tentu saja tentang Guru – gurunya.
SMP Islam Assuryaniyah sudah berdiri sejak tahun 2015. Berada dalam naungan Yayasan Assuryaniyah Satriani. Pendiri Yayasan tersebut adalah seorang ulama yang cukup terkenal pada zamannya. Beliau adalah Dr. Hj. Suryani Thahir serta suami beliau, Drs. MH Syatiri Ahmad (allohu yarhamhuma, aamiin).
Ketika pertama berdiri, SMPI belum memiliki Gedung sendiri, saat itu kegiatan pembelajaran masih menumpang di Gedung Ponpes Assuryaniyah. Setelah 2 tahun menumpang, pada tahun 2017, Alhamdulillah SMPI mulai pindah ke Gedung sendiri. Itupun masih sangat sederhana. Gedung satu lantai dengan 3 ruang kelas dan dua ruang dengan ukuran kecil yang difungsikan sebagai ruang Tata Usaha dan Ruang Guru.
Sejak menempati Gedung sendiri, SMPI terus melakukan pembangunan. Hingga saat ini, Alhamdulillah sudah berdiri 1 gedung dengan 2 lantai dan 1 gedung dengan rencana 3 lantai.
Sekolah kami berada di daerah Cimuning, Mustikajaya Kota Bekasi. Tepatnya di jln Gondang. Area yang, menurut saya, cukup sepi dan masih asri. Namun perlahan daerah ini mulai ramai dengan banyaknya cluster dan perumahan baru disekitarnya.
Sekolah kami ini adalah sekolah Tahfidz, artinya, setiap siswa wajib memiliki hapalan dengan target minimal 3 juz, harapannya bisa mencapai 5 juz. Anak – anak yang bersekolah disini menurut saya sih termasuk dalam kategori anak baik – baik. Jarang sekali ada kasus – kasus kenakalan remaja seperti membolos tanpa izin, merokok, berkelahi dan lain sebagainya. Tantangan di sekolah kami adalah menumbuhkan jiwa cinta Al Qur’an dan mendorong siswa – siswa untuk selalu menjaga hapalannya.
Selain berorientasi hapalan Al Qur’an, di Sekolah kami juga banyak dilaksanakan kegiatan yang berorientasi kepada kreatifitas dan penumbuhan karakter siswa seperti Market Day, Market Week, Kunjungan Edukasi dll. Kegiatan ekskul di sekolah kami juga cukup beragam dan sudah memberikan banyak prestasi, seperti panahan, silat, kempo, marawis, futsal, voli dan Pramuka.
Ketika pandemi mulai melanda, semua kegiatan beralih menjadi on line. Sekolah tetap berusaha untuk melaksanakan pembelajaran walaupun harus melaksanakan Pendidikan Jarak Jauh (PJJ). Qodarulloh, PKS kurikulum di sekolah kami ikut serta menjadi Trainer Microsoft dan bisa mendapatkan layanan office 365 yang bisa dimanfaatkan untuk pembelajaran, terutama feature Microsoft Teams. Alhamdulillah kami bisa melaksanakan pembelajaran melalui aplikasi tersebut.
Orang tua siswa di sekolah kami juga kebanyakan adalah orang tua yang cukup mendukung proses pembelajaran anak – anaknya. Apalagi mereka yang tergabung dalam Dewan Komite Sekolah. Wah ini sih sudah tidak diragukan lagi, sesuai dengan moto yang mereka usung yaitu “kerja keras, tuntas dan ikhlas.” Ini bukan hanya sekedar moto, tapi benar – benar mereka laksanakan dalam keseharian mereka. Setiap kali ada orang tua siswa atau Guru yang sedang dalam kesulitan atau terkena musibah, mereka yang paling dulu hadir untuk membantu. Sungguh luar biasa, Masya Allah semoga mereka selalu istiqomah dalam mengejar pahala kebaikan, aamiin..
Yang tidak kalah penting untuk diceritakan dalam artikel ini adalah Guru – Guru di Sekolah kami. Ya maksud saya teman – teman kerja saya. Disini saya akan coba ceritakan satu persatu.
Mulai dari Kepala Sekolahnya. Muhammad Arief Fathul Futuh Namanya. Kami biasa menyebut beliau dengan sebutan ustadz Arief. Kepala Sekolah yang satu ini punya sifat yang sangat unik. Beliau orangnya baik, pengertian, jarang marah, malah bisa dibilang tidak pernah memperlihatkan emosinya ketika ada sesuatu yang tidak sesuai aturan atau arahan beliau. Tapi uniknya, beliau itu punya sifat jail. Suka ngerjain bawahannya. Adaa aja ide untuk jailin bawahannya. Yang paling sering kena keisengan beliau sih kayaknya ustadzah Aini, ustadz Eki, ustadz Sopian, ustadz Fendi, ustadzah Lintang, ustadzah Roro, eh hampir semua saya sebut ya. Ah pokoknya memang hampir semua pernah kena keisengan beliau. Tapi walaupun begitu, tidak mengurangi hormat dan takjim kami kepada beliau. Beliau lah yang selalu mengingatkan kami untuk selalu mendekatkan diri kepada Allah. Makanya di sekolah kami ini banyak kegiatan kerohaniannya seperti halaqoh tajwid, kajian Islamiyah, dll. Seringkali beliau mengingatkan kami untuk selalu berdo’a kepada Allah, mendoakan Sekolah agar menjadi tempat yang penuh keberkahan. Masya Allah, bangga banget deh sama Kepala Sekolah kami. Semoga Allah selalu melindungi beliau.
Orang kedua yang akan saya ceritakan adalah ustadz Wawan, atau nama lengkapnya Kurniawan. Beliau adalah Wakil Kepala Sekolah. Orangnya pendiam dan baik hati. Meski terlihat pendiam, beliau selalu melaksanakan tugasnya dengan penuh tanggung jawab. Jika mengerjakan pekerjaan yang berkaitan dengan administrasi, juga beliau sangat rapi dan teliti. Beliau tidak pernah mengeluh, meski jam mengajarnya banyak, selalu ditugasi membuat raport tahfidz yang tidak sedikit, serta tugas – tugas lainnya. Top deh ustadz Wawan.
Untuk selanjutnya saya mau ceritakan secara sekilas, mungkin hanya dua atau 3 kata yang paling mencerminkan sifat Guru – guru. Ustadzah Risna, pintar, serba bisa dan jagonya masalah aplikasi – aplikasi digital. Ustadzah Nurul, tegas, lugas, tapi selalu perhatian dengan semua Guru. Ustadzah Siti, orangnya rajin, kalo pulang paling terakhir, teliti, apalagi masalah uang, hehehe. Selanjutnya Ustadz Iwan, jago masak, gesit, bisa diandalkan masalah urus data. Ustadzah Ary, sangat memperhatikan penampilan, serius dan tanggung jawab ketika mengajar. Ustadzah Roro, orangnya sopan, lembut ketika mengajar anak – anak. Ustadz Fendi, pembawa keceriaan dimanapun berada. Ustadzah Aini, orangnya ceria, suaranya cetar membahana, punya tanggung jawab yang tinggi ketika diberikan tugas. Ustadz Sopian, punya jiwa enterpreuneur yang tinggi. Ustadz Eki, orangnya sopan, meski pendiam selalu tanggung jawab dengan tugasnya. Ustadzah Lintang, cantik dan rajin. Ustadzah Ayu, jago masak, gesit. Ustadzah Atikah, sopan, cenderung pendiam. Ustadzah Nargis dan Ustadzah Muthia, Guru muda hits, pintar dan kreatif. Ustadzah Siti Halifah, karyawan paling bontot yang pintar beradaptasi. Kami juga memiliki 3 caraka yang rajin yaitu Mang Narin, Mang Wawan dan Teh Jumiati.
Dengan beragam sifat yang dimiliki, mereka begitu kompak dan saling melindungi dan mendukung satu sama lain. Baik dalam masalah pekerjaan maupun masalah keseharian. Jika ada yang salah dengan teman – teman, kami sampaikan langsung ke orang tersebut. Semua kita bagi bersama, entah itu makanan apalagi pekerjaan. Tidak ada satupun dari kami yang membiarkan teman kami dalam kesulitan sendiri. Itulah alasannya mengapa saya merasa sekolah kami itu sebagai rumah kedua saya. Semua seperti keluarga, meski sering juga kami berbeda pendapat, tapi tidak mengurangi rasa hormat dan sayang kami satu sama lain. Masya Allah, saya sampai berkaca – kaca menulisnya. Sehat – sehat terus ya teman – teman, semoga Allah selalu memberkahi kita semua. Semoga kebersamaan kita di dunia akan berlanjut kelak di surganya Allah, amiin allohuma aamiin.
Penulis: Risna Lavani, S.Pd, M.Pd (Guru SMPI Assuryaniyah)